Jakarta (Pinmas) —- Membuka Rakornas Pelaksanaan Anggaran Program
Pendidikan Islam Tahun 2014, Kamis (18/12), Menag meminta Ditjen
Pendidikan Islam lebih serius memperhatikan nasib dan kesejahteraan
guru.
“Kita bisa berkumpul di sini. Kita bisa seperti ini karena
peran guru kita yang sangat besar. Nah, karenanya, terkait status, honor
dan persoalan-persoalan guru-guru kita, khususnya yang berada di daerah
terpencil, menjadi prioritas kita,”
tegas Menag di hadapan Pejabat
Eselon I, II, III, dan IV Ditjen Pendidikan Islam, para Kakanwil Kemenag se-Indonesia, para Rektor dan Ketua PTAIN se-Indonesia, para Kabid Kanwil se-Indonesia, serta para Kabiro AUAK PTAIN se-Indoensia dan Kopertais.
Eselon I, II, III, dan IV Ditjen Pendidikan Islam, para Kakanwil Kemenag se-Indonesia, para Rektor dan Ketua PTAIN se-Indonesia, para Kabid Kanwil se-Indonesia, serta para Kabiro AUAK PTAIN se-Indoensia dan Kopertais.
“Setelah ini, Kakanwil bisa koordinasi dengan Kepala Kankemenag
Kabupaten/Kota hingga ke akar rumput, untuk benar-benar memperhatikan
dengan serius terhadap nasib dan kesejahteraan guru kita,” tambahnya.
Untuk mempermudah hal itu, Menag meminta jajarannya di Pendis untuk
segera membangun sistem informasi terpadu yang bisa diakses dengan
cepat, mudah, dan murah oleh stakeholders pendidikan Islam. Menag
berkisah kalau Kemenag baru saja memperoleh penghargaan dari Komisi
Informasi Pusat (KIP) karena berada pada posisi 9 besar, dari 34
Kementerian dalam hal Keterbukaan Informasi Publik. Menag berharap ke
depan bisa ditingkatkan lagi sehingga layanan informasi kepada
masyarakat dan transparansi bisa terus ditingkatkan.
“Alhamdulillah, tahun ini, kita mendapatkan posisi 10 besar, tepatnya
posisi 9. Semoga tahun depan kita bisa 5 besar,” harap Menag disambut
aplus peserta Rakornas. http://bit.ly/13H86TJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar