Pembelajaran mendalam bukan sekadar menyerap informasi, melainkan proses transformatif yang membentuk cara berpikir, bertindak, dan hidup peserta didik.
Tiga pengalaman utama dalam pendekatan ini adalah:
1. Memahami
Fondasi awal untuk membangun pengetahuan dan kesadaran
belajar
- Peserta didik aktif mengonstruksi pengetahuan, bukan hanya menerima informasi.
- Proses memahami melibatkan pengaitan pengetahuan baru dengan pengalaman sebelumnya, konteks sosial, dan lingkungan sekitar.
Terdapat tiga jenis pemahaman:
- Esensial: Konsep dasar dan fakta penting.
- Aplikatif: Cara menerapkan konsep dalam situasi nyata.
- Nilai dan karakter: Pemahaman tentang etika, moral, dan sikap.
Contoh: Dalam pelajaran IPS, siswa diajak mengeksplorasi pengalaman mereka tentang kemiskinan sebelum membahas topik “Permasalahan Sosial”.
2. Mengaplikasikan
Menghubungkan pengetahuan dengan dunia nyata
- Setelah memahami, peserta didik menerapkan konsep ke dalam konteks kehidupan.
- Aktivitas ini bisa berupa proyek, simulasi, studi kasus, atau pemecahan masalah.
- Mendorong pemikiran kritis, inovatif, dan multidisipliner.
Contoh: Dalam pelajaran matematika, siswa menerapkan konsep persamaan linear untuk menghitung keuntungan bisnis atau menyusun anggaran pribadi.
3. Merefleksi
Menilai proses dan hasil belajar untuk pengembangan diri
- Peserta didik meninjau kembali pengalaman belajarnya, baik proses maupun hasil.
- Refleksi membantu membangun regulasi diri, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan, serta motivasi untuk berkembang.
- Guru dapat memfasilitasi dengan jurnal refleksi, diskusi kelompok, atau pertanyaan pemantik.
Contoh: Setelah menyelesaikan proyek sosial, siswa merefleksikan dampaknya terhadap masyarakat dan pembelajaran pribadi mereka.
Ketiga pengalaman ini membentuk siklus pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan mendorong peserta didik menjadi pembelajar seutuhnya yang siap menghadapi tantangan nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar