Saat ini, hubungan pembelajaran yang harmonis mulai muncul antara peserta didik, guru, keluarga, dan masyarakat. Perubahan ini merupakan pertanda baik karena inilah ciri khas dari Pembelajaran Mendalam. Kepala sekolah memegang peranan penting dalam menjaga harmonisasi peran-peran ini. Guru tidak lagi hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai mitra dalam proses pembelajaran. Hal ini sangat penting karena dampak dari Pembelajaran Mendalam terhadap peserta didik terlihat jelas dalam pengalaman mereka. Ketika banyak peserta didik yang menyatakan bahwa “lebih mudah belajar dari teman sebaya daripada dari guru,” hal ini menunjukkan bahwa interaksi antar peserta didik dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan mereka. Selain itu, peserta didik juga merasakan manfaat dari hubungan dengan orang-orang di luar lingkungan mereka, yang memperluas wawasan dan perspektif mereka.
Kemitraan pembelajaran, yang digambarkan dalam berbagai ilustrasi, merupakan salah satu dari empat elemen desain kunci dalam Pembelajaran Mendalam. Kemitraan ini memiliki potensi signifikan untuk membingkai ulang cara kita memandang pembelajaran dengan menghubungkan peserta didik ke masyarakat di lingkup lokal, nasional, dan global. Ketika pembelajaran menjadi lebih relevan dan otentik, peserta didik tidak hanya terkurung dalam dinding kelas, tetapi juga beradaptasi dengan kebutuhan dan minat peserta didik secara lebih organik. Fokus baru pada hubungan ini berfungsi sebagai akselerator untuk pembelajaran, tetapi pencapaian ini tidak terjadi secara kebetulan. Diperlukan peran baru bagi peserta didik, guru, keluarga, dan komunitas dalam proses pembelajaran, serta kesadaran untuk secara sengaja mendorong hubungan pembelajaran yang baru ini.
A. Peran Baru untuk peserta didik dalam Pembelajaran Mendalam
Untuk memaksimalkan proses
pembelajaran, peserta didik perlu mengambil tanggung jawab atas pembelajaran
mereka sendiri dan memahami cara mereka belajar. Ini bukan hanya tentang
menyelesaikan tugas atau mengikuti instruksi guru, tetapi juga tentang mengembangkan
keterampilan metakognisi, memberikan dan menerima umpan balik, serta menerapkan
agensi peserta didik.
Kebutuhan dan minat peserta didik merupakan akselerator yang kuat untuk motivasi dan keterlibatan. Guru yang mampu memanfaatkan rasa ingin tahu dan minat alami peserta didik dapat menggunakan hal ini sebagai batu loncatan untuk melibatkan peserta didik secara mendalam dalam tugas yang relevan dan autentik, serta mengeksplorasi konsep dan masalah secara mendalam. Dengan mengaitkan pembelajaran dengan aspirasi peserta didik, memberikan umpan balik yang kuat, dan membangun minat peserta didik, kita dapat menciptakan kemitraan pembelajaran yang lebih kuat.
B. Peran Baru untuk Guru dalam Pembelajaran Mendalam
1. Aktivator
Sebagai aktivator, guru memainkan peran yang sangat penting dalam menghidupkan proses pembelajaran di kelas daripada hanya menjadi fasilitator. Mereka tidak hanya sekadar menyampaikan materi, tetapi juga berusaha membangun hubungan yang dekat dengan peserta didik. Dengan memahami kebutuhan dan minat peserta didik, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan interaktif. Misalnya, mereka menggunakan teknik seperti umpan balik yang konstruktif dan pertanyaan yang memicu pemikiran kritis, sehingga peserta didik merasa didorong untuk terlibat aktif. Dalam lingkungan seperti ini, peserta didik tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga belajar tentang diri mereka sendiri dan cara berpikir secara reflektif. Dengan pendekatan ini, peserta didik merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran mereka.
2. Kolaborator
Dalam peran sebagai kolaborator, guru
bekerja sama dengan peserta didik, keluarga, dan komunitas untuk merancang
pengalaman belajar yang lebih baik. Mereka mengajak peserta didik untuk ikut
serta dalam proses pengambilan keputusan tentang apa yang mereka pelajari,
sehingga setiap peserta didik merasa dihargai dan didengar. Namun, kolaborasi
ini bukan hanya sekadar formalitas; guru berusaha untuk benar-benar memahami
kebutuhan dan aspirasi peserta didik. Selain itu, guru juga berkolaborasi
dengan rekan-rekan mereka, berbagi ide dan praktik terbaik untuk meningkatkan
pengajaran. Dengan menciptakan komunitas belajar yang saling mendukung, guru
tidak hanya membantu peserta didik mencapai potensi mereka, tetapi juga
membangun hubungan yang kuat antar guru dan peserta didik. Ini menciptakan
suasana di mana semua orang merasa terlibat dan berinvestasi dalam proses
pembelajaran.
3. Pengembang Budaya Belajar
Sebagai pembentuk budaya, guru
memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan
inklusif bagi semua peserta didik. Mereka menyadari bahwa banyak peserta didik,
terutama yang berasal dari latar belakang yang kurang beruntung, mungkin
menghadapi tantangan dalam belajar. Oleh karena itu, guru berusaha membangun
rasa memiliki dan kepercayaan diri di antara peserta didik. Melalui kegiatan
seperti pertemuan pagi, guru menciptakan ruang di mana peserta didik dapat
berbagi cerita, membangun koneksi, dan merasa diterima. Dengan melibatkan
peserta didik dalam proyek yang relevan dan bermakna, guru membantu mereka
melihat bahwa pembelajaran bukan hanya tentang angka atau nilai, tetapi tentang
bagaimana mereka bisa berkontribusi dan memahami dunia di sekitar mereka. Ini
membantu peserta didik merasa lebih terhubung dengan pembelajaran mereka dan
mendorong mereka untuk berusaha lebih keras.
C. Peran Baru untuk Kepala Sekolah dalam Pembelajaran Mendalam
Kepala sekolah sebagai pemimpin
Pembelajaran Mendalam, menyadari bahwa mereka tidak dapat mengandalkan hasil
belajar hanya dari peran guru di kelas, melainkan dengan mengkoordinasikan
kerja guru, peserta didik, rekan, dan keluarga untuk bersama-sama bergerak
menuju Pembelajaran Mendalam.
1. Role Model Pembelajaran
Kepala sekolah menunjukkan sikap
sebagai pembelajar dengan berpartisipasi secara aktif dalam pendekatan baru.
Mereka tidak hanya mengirim guru ke lokakarya, tetapi juga belajar bersama
mereka. Keterlibatan ini dalam proses pembelajaran memiliki manfaat tambahan
dalam membangun kepercayaan dan hubungan yang kuat. Dengan demikian, pemimpin
memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa yang diperlukan untuk menerapkan
perubahan.
2. Membentuk Budaya
Kepala sekolah mengembangkan kerja
kolaboratif yang mendalam dengan membangun budaya menghargai dan saling
percaya. Mereka melakukan ini tidak hanya dengan berpartisipasi sebagai
pembelajar tetapi juga dengan menetapkan norma bahwa mengambil risiko adalah
hal yang baik selama ada pelajaran yang diambil dari kegagalan. Mereka
mendorong hubungan vertikal dan lateral di dalam dan antar sekolah dengan
membangun struktur pembelajaran kolaboratif untuk merencanakan, memeriksa produk
kerja peserta didik, dan menilai kualitas desain pembelajaran. Selain itu,
mereka menciptakan mekanisme untuk secara teratur belajar dari praktik inovatif
dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk menyesuaikan langkah selanjutnya.
3. Memaksimalkan Fokus pada Pembelajaran Mendalam
Kepala sekolah menjaga fokus pada
seperangkat tujuan kecil untuk mendorong pembelajaran mendalam dan
mengidentifikasi kriteria keberhasilan. Mereka membangun ketepatan dalam
pedagogi dengan mengembangkan seperangkat praktik yang sangat berdampak,
memastikan bahwa semua orang memahaminya dan menggunakannya secara konsisten
dalam desain dan penilaian pembelajaran. Pekerjaan pelatih, pemimpin tim, dan
personel pendukung dikoordinasikan untuk memaksimalkan dampak dan mencapai
pembelajaran mendalam. Praktik kolaboratif yang mendalam, seperti penyelidikan
kolaboratif dan protokol untuk memeriksa pekerjaan peserta didik, didanai dan
digunakan secara konsisten. Pemimpin pembelajaran mendalam tidak hanya mendorong
dan mendukung inovasi, tetapi juga membantu memilah apa yang paling efektif
dalam hal keterlibatan dan pembelajaran peserta didik.
D. Peran Baru untuk Keluarga dalam Pembelajaran Mendalam
Keluarga sejak dulu memiliki peran
vital dalam keberhasilan peserta didik. Semua keluarga pasti mencintai
anak-anak mereka dan ingin yang terbaik untuk mereka. Keluarga adalah ahli
mengenai anak-anak mereka sendiri dan merupakan pengaruh pertama dan paling
kuat dalam pembelajaran, perkembangan, kesehatan, dan kesejahteraan anak.
Keluarga juga membawa perspektif sosial, budaya, dan berbahasa yang beragam.
Keluarga harus merasa bahwa mereka memiliki tempat, merupakan kontributor yang
berharga bagi pembelajaran anak-anak mereka, dan berhak untuk terlibat dengan
cara yang bermakna.
1. Komunikasi dan Kolaborasi Dua Arah
Bagaimana sekolah dan guru dapat melibatkan keluarga lebih bermakna? Kuncinya adalah membangun kemitraan yang solid. Ini sangat penting untuk semua peserta didik, tetapi terutama bagi anak-anak dari keluarga yang kurang mampu.
2. Dampak Lingkungan dan Interaksi
Faktor kunci dalam lingkungan ini
adalah hubungan yang mereka miliki dengan orang dewasa di sekitar mereka. Cara
orang dewasa berinteraksi dengan anak-anak, terutama saat situasi sulit, sangat
mempengaruhi perkembangan mereka. Interaksi yang positif di tahun-tahun awal
kehidupan memberikan dasar bagi anak untuk memahami dunia dan memperkuat
koneksi saraf di otak yang berhubungan dengan kognisi, emosi, bahasa, dan
memori. Ketika orang dewasa dapat mendampingi dan membantu anak-anak melewati
momen-momen stres, mereka tidak hanya membantu anak-anak merasa lebih baik saat
itu, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan yang diperlukan untuk
mengelola emosi mereka di masa depan. Ini menunjukkan betapa besar pengaruh
dukungan emosional dari orang dewasa dalam membentuk masa depan anak-anak.
3. Kemitraan Berbasis Kepercayaan dan Transparansi
Mengatasi isu yang kompleks ini
memerlukan kemitraan yang nyata antara sekolah dan keluarga, yang harus dibangun
atas dasar kepercayaan dan komunikasi yang terbuka. Ini berarti kita perlu
beralih ke pendekatan yang lebih kolaboratif, di mana kekuatan dan keputusan
dibagi bersama, serta memanfaatkan alat digital untuk berkomunikasi dengan lebih
efisien. Ketika kita mulai menjalin kemitraan dengan orang tua dalam proses pembelajaran
yang lebih mendalam, dua hal positif akan terjadi. Pertama, orang tua akan merasa
lebih terlibat dan senang melihat perkembangan serta kedalaman pembelajaran anak-anak
mereka. Kedua, mereka akan termotivasi untuk berkontribusi dalam pengalaman
belajar anak-anak mereka. Salah satu strategi awal yang menunjukkan hasil menjanjikan
adalah mengadakan konferensi yang dipimpin oleh peserta didik dan pameran
belajar, di mana peserta didik dapat menjelaskan apa yang mereka pelajari, bagaimana
prosesnya, dan seberapa baik mereka melakukannya. Selain itu, penggunaan
platform seperti blog, Twitter, Instagram, dan alat digital lainnya memungkinkan
peserta didik untuk berbagi penemuan dan penyelidikan mereka dengan orang tua
dan komunitas. Dengan cara ini, kita tidak hanya membangun jembatan antara sekolah
dan rumah, tetapi juga menciptakan ruang di mana semua orang merasa terlibat dalam
perjalanan belajar anak-anak.
E. Peran Baru untuk Masyarakat dalam Pembelajaran Mendalam
Dunia pendidikan saat ini sedang
mengalami perubahan yang sangat luar biasa. Cara kita melihat ruang kelas telah
berubah drastis. Dulu, ruang kelas terasa terpisah dari dunia luar, tetapi
sekarang batasan tersebut semakin kabur. Berkat teknologi, guru dan peserta
didik kini dapat terhubung dengan para ahli, berkolaborasi dengan teman-teman dari
berbagai tempat, dan mengakses berbagai sumber daya yang tidak terbatas hanya pada
lingkungan sekolah mereka.
Dalam menghadapi perubahan ini, kepala sekolah dihadapkan pada tantangan baru: membangun jaringan yang lebih luas. Ini bukan hanya tentang mengenal orang-orang di sekitar mereka, tetapi juga melibatkan keterhubungan dengan komunitas global. Kepala sekolah kini harus memiliki keterampilan untuk menjalin hubungan dengan orang-orang yang mungkin belum mereka kenal sebelumnya, seperti para ahli di berbagai bidang, pemimpin komunitas, atau bahkan pendidik dari belahan dunia lain. Tentu saja, ini memerlukan ketajaman untuk mengenali peluang yang berharga dan keberanian untuk mencoba cara-cara baru dalam mengajar.
Mitra Profesi seperti asosiasi guru dan kepala sekolah (MGMP, KKG, MKKS, dan asosiasi guru mata pelajaran), akademisi, perguruan tinggi, dan organisasi komunitas lainnya serta DUDIKA berperan sebagai mitra yang mendukung PM. Peran mitra profesi dan DUDIKA dalam ekosistem pendidikan sangat penting untuk mewujudkan Pendidikan yang holistik, relevan, dan berdaya saing. DUDIKA berperan memberikan dukungan melalui pengalaman nyata, umpan balik praktis, serta menyediakan peluang belajar berbasis praktik, seperti magang, studi kasus industri, atau program pengembangan keterampilan langsung yang relevan dengan kebutuhan di DUDIKA. Kolaborasi antara sekolah dan sektor industri berpeluang untuk menciptakan kurikulum yang lebih relevan dengan perkembangan terbaru dalam DUDIKA.
Dengan cara ini, kita menciptakan lingkungan di mana rasa ingin tahu, kreativitas, dan pemikiran kritis dapat berkembang. peserta didik tidak hanya dilengkapi dengan pengetahuan, tetapi juga dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk sukses di dunia yang terus berubah. Ini adalah perjalanan yang menarik, di mana setiap Langkah memberikan kesempatan baru untuk belajar dan tumbuh, baik bagi peserta didik maupun bagi guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar