Pembelajaran Mendalam bukanlah sekadar perubahan dalam metode mengajar di kelas, melainkan sebuah transformasi sistemik yang melibatkan seluruh aspek organisasi dalam Satuan Pendidikan. Oleh karena itu, penyusunan program pengelolaan Pembelajaran Mendalam menjadi krusial untuk memastikan bahwa seluruh komponen terintegrasi secara efektif dan saling memperkuat dalam mewujudkan pembelajaran yang bermakna dan berdampak bagi murid. Peran Kepala Sekolah sangat penting untuk memastikan Pembelajaran Mendalam berkelanjutan dan sukses. Di sinilah pentingnya Kepala Sekolah memahami kondisi riil Satuan Pendidikan yang dipimpinnya, untuk memberdayakan potensi Satuan Pendidikan untuk mendukung implementasi Pembelajaran Mendalam.
1) Kondisi Sekolah yang Berdampak pada Pembelajaran Mendalam
Perkembangan pendidikan yang sangat
cepat, menuntut kepala sekolah menjadi pemimpin transformatif yang mampu
menggerakkan perubahan positif di sekolah. Salah satu peran krusial Kepala
Sekolah adalah mengimplementasikan Pembelajaran Mendalam (PM). Oleh karena itu,
Kepala sekolah memiliki peran sentral dalam menggerakkan perubahan dan harus
menjadi role model bagi warga sekolah. Kepala sekolah sebagai pelaksana utama
kebijakan harus memiliki kapasitas dalam memahami PM secara komprehensif dan
bertanggung jawab penuh untuk implementasinya.
2). Dinamika Perubahan Pembelajaran Mendalam
Kondisi Sekolah yang berdampak pada
perkembangan Pembelajaran Mendalam, menuntut Kepala Sekolah untuk bisa
melakukan dinamika perubahan PM yang terdiri atas 3 fase yang meliputi
Kejelasan (Clarity), Kedalaman (Depth) dan Keberlanjutan (Sustainability).
Adapun fokus utama untuk ketiga dinamika perubahan di atas adalah visi dan tujuan Pembelajaran Mendalam, strategi dan implementasi Pembelajaran Mendalam, evaluasi refleksi, dan perbaikan berkelanjutan dalam kerangka Pembelajaran Mendalam yang meliputi Praktik Pedagogis, Kemitraan Pembelajaran, Penciptaan Lingkungan Belajar dan Pemanfaatan Digital.
3) Analisis Kondisi Satuan Pendidikan yang Mendukung Pembelajaran Mendalam
Sebelum merencanakan program Satuan
Pendidikan. Kepala Sekolah perlu melakukan analisis kondisi Satuan Pendidikan
untuk mengakomodasi kebutuhan murid. Analisis tersebut penting dilakukan agar
mendapatkan gambaran kapasitas sumber daya dan kebutuhan Satuan Pendidikan yang
akan mendukung Pembelajaran Mendalam.
Analisis ini mencakup evaluasi terhadap sumber daya manusia, seperti kompetensi guru dan tenaga kependidikan, serta sumber daya fisik, seperti sarana dan prasarana yang tersedia, serta sumber daya finansial dan teknologi yang dapat mendukung proses pembelajaran. Hasil dari analisis ini menjadi dasar dalam penyusunan rencana pengelolaan sumber daya yang tepat sasaran, memastikan bahwa setiap sumber daya yang dialokasikan dapat dioptimalkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung pencapaian tujuan Pembelajaran Mendalam. Dengan demikian, analisis kondisi satuan pendidikan adalah langkah awal yang krusial dan proses berkelanjutan yang menjamin kualitas dan keberlanjutan program Pembelajaran Mendalam.
4) Pemetaan Kapasitas Sekolah yang Mendukung Pembelajaran Mendalam
a) Pemetaan Kapasitas Sekolah dengan Pendekatan Berbasis Aset
Agar proses perencanaan program Satuan
Pendidikan dapat efektif dan tepat sasaran, maka perlu diawali dengan analisis
karakteristik Satuan Pendidikan, untuk memetakan sumber daya pendukung program
Satuan Pendidikan. Salah satu analisis karakteristik Satuan Pendidikan yang
efektif untuk memahami potensi dan tantangan yang dihadapi Satuan Pendidikan
adalah dengan Pendekatan Berbasis Aset, karena aset merupakan salah satu elemen
pokok dalam pengelolaan Satuan Pendidikan. Dengan fokus pada aset yang
dimiliki, Satuan Pendidikan dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif
untuk mencapai tujuannya. Aset di Satuan Pendidikan merupakan segala sesuatu
yang mendukung kegiatan Satuan Pendidikan. Aset sering pula disebut sebagai
sumber daya. Keberadaan aset memegang peran yang cukup penting dalam keberlangsungan
sistem tata Kelola organisasi.
b) Pemetaan Kapasitas Sekolah dengan Rubrik Kondisi Sekolah (School Conditions Rubric)
Pemetaan kapasitas sekolah
penyelenggara Pembelajaran Mendalam dapat diketahui dan diukur dengan
menggunakan Rubrik Kondisi Sekolah. Rubrik tersebut menunjukkan
kriteria-kriteria kondisi sekolah yang sudah menerapkan Pembelajaran Mendalam.
Rubrik kondisi sekolah yang mendorong Pembelajaran Mendalam merupakan penjabaran komponen kondisi-kondisi pembelajaran yang berdampak pada penyebaran Pembelajaran Mendalam. Kondisi tersebut meliputi: Visi dan tujuan (Vision and Goals), Kepemimpinan (Leadership), Budaya Kolaborasi (Collaborative Culture), Kedalaman Pembelajaran (Deepening Learning) dan Pengukuran dan Evaluasi Baru (New Measures and Evaluations). Indikator masing-masing komponen sudah Anda pelajari pada materi sebelumnya, sedangkan tingkatan kondisi masing-masing komponen terdiri 4 (empat) level beriku: Terbatas (Limited), Bertumbuh (Emerging), Meningkat (Accelerating), dan Maju (Advanced).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar