A. Konsep dan Tahapan Inkuiri Kolaboratif
Dari semua kondisi yang mendorong
pembelajaran mendalam, kolaborasi merupakan inti dari semuanya. Kolaborasi
bukanlah tujuan akhir, karena pembelajaran mendalam melibatkan inovasi dan
praktik baru yang sangat fokus dan spesifik, pembelajaran mendalam memerlukan
sarana untuk mengembangkan dan mengakses ide-ide yang baik. Apabila guru menginginkan
perubahan dalam praktik pedagogi baru, mereka memerlukan dukungan dari orang
lain untuk mengidentifikasi praktik yang efektif dan untuk mendorong pemikiran
baru dan praktik inovatif.
Inkuiri Kolaboratif adalah suatu proses yang mengeksplorasi pemikiran profesional dan pertanyaan-pertanyaan para pendidik dengan menelaah praktik (refleksi) serta asumsi yang sudah ada melalui keterlibatan dengan rekan sejawat. Proses ini diakui sebagai strategi yang efektif dalam mendorong perubahan karena mampu secara bersamaan meningkatkan pembelajaran profesional serta berkontribusi langsung pada peningkatan hasil belajar murid.
Inkuiri Kolaboratif tidak hanya berfungsi sebagai metode pemecahan masalah dan penyempurnaan praktik individu, tetapi juga sebagai pendekatan sistematis yang memanfaatkan bukti hasil belajar murid untuk membangun tim sekolah yang kolaboratif serta menciptakan pengetahuan profesional Bersama yang dapat diterapkan. Fokus utama Inkuiri Kolaboratif adalah murid dan hasil belajarnya.
Berikut adalah langkah-langkah yang ditempuh oleh guru dalam menerapkan siklus Inkuiri Kolaboratif.
Tahap I: Mengidentifikasi
Tahap pertama dimulai dengan
mengidentifikasi posisi murid, mempertimbangkan penerapan kurikulum, dan
membangun minat murid untuk menetapkan tujuan pembelajaran dan kriteria
keberhasilan. Sasaran pembelajaran ditetapkan berdasarkan penilaian kebutuhan,
kekuatan, dan minat murid serta kemahiran dalam delapan dimensi profil lulusan.
Kriteria Keberhasilan diidentifikasi untuk menggambarkan bukti yang akan mendokumentasikan
bahwa tujuan pembelajaran telah tercapai.
Tahap II: Desain
Tahap kedua merupakan perancangan
pengalaman belajar yang melibatkan murid dalam mencapai kompetensi sesuai
capaian dan tujuan pembelajaran. Langkah ini mencakup pemilihan pedagogi yang
paling efektif, pertimbangan kemitraan pembelajaran yang dibutuhkan,
pengembangan lingkungan yang menumbuhkan budaya belajar, dan penggunaan digital
yang memanfaatkan pembelajaran. Bekerja sama pada desain pembelajaran ini dapat
meningkatkan inovasi guru karena mereka terstimulasi oleh ide-ide guru lain dan
murid itu sendiri. Meskipun awalnya memakan waktu, para guru menemukan bahwa cara
ini membantu mereka memfokuskan energi mereka, dan setelah beberapa desain
pertama, mereka dapat saling berbagi praktik baik, menjadi lebih inovatif, dan
benar-benar menghemat waktu karena mereka berbagi beban kerja desain.
Tahap III: Implementasi
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan
pembelajaran. Dalam proses ini, guru memantau pembelajaran, memberikan bantuan
yang diperlukan murid, mengajukan pertanyaan, dan memandu penemuan yang lebih
mendalam dengan mengajukan pertanyaan seperti: “Seberapa baik murid belajar?”
“Bukti apa yang saya/kami miliki tentang pembelajaran tersebut?” “Apa yang
murid butuhkan selanjutnya untuk memperdalam pembelajaran mereka?” Selama tahap
ini, guru dapat mengamati di kelas masing-masing atau berbagi tanggung jawab
untuk murid dengan mengelompokkan murid di seluruh kelasuntuk tugas atau minat
tertentu.
Tahap IV: Mengukur, Merefleksikan, Mengubah
Pada tahap akhir proses, guru
berkolaborasi untuk mendokumentasikanpembelajaran murid. Mereka mempertimbangkan
berbagai macam buktipenilaian formal dan informal dari produk dan kinerja kerja
murid untukmengukur pertumbuhan, baik dalam konten akademis maupun
kompetensiuntuk menginformasikan keputusan mereka. Data murid
kemudiandimasukkan ke dalam siklus pembelajaran berikutnya dan
memberikanmasukan yang kaya untuk desain pembelajaran berikutnya.
B. Rancangan dan Implementasi Inkuiri Kolaboratif
Langkah-langkah di atas merupakan
langkah yang digunakan oleh pendidik dalam menciptakan Inkuiri Kolaboratif.
Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran memiliki kewajiban untuk mendorong
terciptanya Inkuiri Kolaboratif tersebut dalam rangka mendukung Pembelajaran
Mendalam sesuai dengan kurikulum yang berlaku, sambil terus mengembangkan
praktik pedagogis yang inovatif. Hal ini mencakup penciptaan lingkungan pembelajaran
yang kontekstual, pemanfaatan media digital secara optimal, serta pembentukan
kemitraan dengan keluarga, komunitas, mitra profesional, serta dunia usaha dan
industri untuk mendukung Pembelajaran Mendalam.
Untuk memulai dan mempercepat implementasi Inkuiri Kolaboratif teradapat 4 (empat) norma yang harus dilakukan.
- Asumsikan bahwa guru telah memberikan pemikiran terbaiknya saat itu.
- Asumsikan bahwa semua detail tugas dan pemikiran di baliknya tidak dapat dibagikan sepenuhnya dalam contoh ini.
- Jangan terburu-buru dalam menilai. Sadarilah bahwa kita tidak dapat sepenuhnya mengetahui semua yang terjadi di kelas sebelum tugas ini atau apa yang akan terjadi setelahnya.
- Kita semua perlu mengambil sikap belajar.
Dalam lingkungan sekolah, kolaborasi tidak hanya terjadi antara guru, tetapi juga antara kepala sekolah dengan guru, siswa, tenaga kependidikan, orang tua, bahkan masyarakat sekitar.
Kepala sekolah harus menjadi pelopor Kolaborasi dengan alasan:
1) Pemimpin sebagai teladan (Role
Model)
Kepala sekolah merupakan figur sentral
yang tindakannya ditiru oleh guru dan staf. Ketika kepala sekolah menunjukkan
sikap terbuka, mendengarkan, dan menghargai pendapat orang lain, maka iklim kolaboratif
akan tumbuh secara alami.
2) Mendorong peningkatan kualitas
pembelajaran
Kolaborasi antarguru yang
difasilitasi oleh kepala sekolah mendorong pertukaran praktik baik, refleksi
pembelajaran, serta inovasi metode pengajaran yang berdampak positif pada hasil
belajar siswa.
3) Mewujudkan lingkungan kerja yang
positif
Kepala sekolah dapat menciptakan
suasana kerja yang mendukung, saling menghargai, dan penuh semangat
kebersamaan. Lingkungan semacam ini akan mendorong loyalitas, motivasi, dan
kepuasan kerja staf.
4) Pengambilan keputusan yang
inklusif
Kepala sekolah yang melibatkan guru,
siswa, dan pihak lain dalam proses pengambilan keputusan akan menumbuhkan rasa
memiliki dan tanggung jawab bersama terhadap kebijakan sekolah.
5) Menghadapi tantangan secara
kolektif
Dunia pendidikan selalu menghadapi
tantangan baru. Kolaborasi yang
kuat memungkinkan sekolah merespon
perubahan kurikulum, teknologi, dan kebijakan dengan lebih adaptif.
Untuk mendorong terlaksananya kolaborasi kepala sekolah dapat menerapkan strategi sebagai berikut.
1) Membangun budaya sekolah
kolaboratif
Menanamkan nilai-nilai saling
percaya, keterbukaan, dan partisipasi aktif di seluruh warga sekolah.
2) Menyediakan waktu dan wadah untuk
Kolaborasi
Kepala sekolah perlu menjadwalkan
forum rutin seperti rapat guru, kelompok kerja, workshop internal, dan
lain-lain.
3) Memberdayakan tim dan delegasi
Kepala sekolah membentuk dan
mendorong tim-tim kerja yang efektif serta memberikan kepercayaan penuh dalam
pelaksanaan tugas.
4) Mendengarkan dan melibatkan semua
pihak
Umpan balik dan partisipasi dari
guru, siswa, dan orang tua menjadi bahan pertimbangan dalam kebijakan sekolah.
5) Memberi apresiasi penghargaan terhadap inisiatif
kolaboratif perlu diberikan, baik secara verbal, tertulis, maupun dalam bentuk
lainnya.
6) Monitoring dan Evaluasi
Kolaborasi yang berjalan perlu
dimonitor secara berkala agar terus berkembang dan memberikan dampak positif.
7) Melakukan perbaikan berdasarkan
monitoring dan evaluasi
Kolaborasi merupakan salah satu dari delapan dimensi profil lulusan dalam pembelajaran mendalam. Kolaborasi diartikan sebagai individu yang mampu bekerja sama secara efektif dengan orang lain secara gotong royong untuk mencapai tujuan bersama melalui pembagian peran dan tanggung jawab. Mereka menjalin hubungan yang kuat, menghargai kontribusi setiap anggota tim, serta menunjukkan sikap saling menghormati meskipun terdapat perbedaan pendapat atau latar belakang. Peserta didik dengan kemampuan kolaborasi mampu berkontribusi secara aktif, menggunakan pemecahan masalah bersama, dan menciptakan suasana yang harmonis untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan demikian, untuk mewujudkan kolaborasi terdapat beberapa hal antara lain tujuan bersama, komunikasi efektif, kepercayaan dan respek, partisipasi aktif, koordinasi tugas, penyelesaian konflik, dan hasil kolaborasi.
PENYUSUNAN RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI INKUIRI KOLABORATIF SECARA TERSTRUKTUR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar