KERANGKA DASAR KURIKULUM
Reformasi pendidikan nasional yang
berfokus pada penciptaan pembelajaran mendalam (PM) dengan mengintegrasikan
nilai-nilai 8 Dimensi Profil Lulusan dan tuntutan zaman yang terus berkembang.
TUJUAN
Kurikulum memiliki tujuan untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi serta menumbuhkembangkan cipta, rasa, dan karsa Peserta Didik sebagai pelajar sepanjang hayat yang berkarakter Pancasila melalui pembelajaran mendalam.
PRINSIP
Kurikulum dirancang dengan prinsip:
1. pengembangan karakter,
yaitu pengembangan kompetensi spiritual, moral, sosial, dan emosional Peserta
Didik yang terintegrasi dalam intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler,
serta melalui pembiasaan dalam budaya sekolah;
2. fleksibel, yaitu dapat
disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan kompetensi Peserta Didik,
karakteristik Satuan Pendidikan, dan konteks lingkungan sosial budaya setempat;
dan
3. berfokus pada muatan esensial, yaitu berpusat pada muatan yang paling diperlukan untuk mengembangkan kompetensi dan karakter Peserta Didik agar proses pembelajaran dapat dikelola secara optimal untuk pembelajaran mendalam.
LANDASAN FILOSOFIS
Filosofi pendidikan memiliki peran
fundamental dalam membangun sistem pendidikan yang berorientasi pada
pengembangan manusia secara utuh. Filosofi ini menjadi landasan yang
mengarahkan tujuan dan proses pendidikan agar senantiasa relevan dengan konteks
sosial, budaya, dan tantangan zaman. Sebagaimana ditegaskan oleh John Dewey, Pendidikan
bukanlah sekadar persiapan untuk hidup di masa mendatang, namun juga merupakan
kehidupan itu sendiri. Hal ini berarti pendidikan tidak hanya menjadi sarana
transfer ilmu, tetapi juga alat untuk membangun masyarakat ideal yang
mencerminkan nilai-nilai universal seperti kebebasan, keadilan, dan
kemanusiaan, dengan mengintegrasikannya kedalam pengalaman hidup peserta didik.
Dengan mengintegrasikan semua dimensi ini, pembelajaran mendalam menciptakan pengalaman pendidikan yang menyeluruh dan relevan dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Filosofi ini tidak hanya membentuk peserta didik yang cerdas, tetapi juga bermartabat, mandiri, dan berempati, siap menghadapi tantangan global dengan percaya diri dan kesadaran penuh.
LANDASAN SOSIOLOGIS
Secara sosiologis, hakikat pendidikan
yang dimanifestasikan dalam proses pembelajaran sangat berkaitan erat dengan
kepentingan nasional, terutama keberadaan dan kondisi bangsa yang majemuk
terdiri atas berbagai suku, ras, budaya, dan bahasa, yang perlu dibangun
menjadi bangsa yang maju dan berjati diri. Rumusan mencerdaskan kehidupan bangsa
bermakna filosofis mendalam dan merupakan tujuan ke-3 dari kemerdekaan Negara
Republik Indonesia. Para pendiri bangsa mengamanatkan dalam alinea ke-4
Pembukaan UUD 1945 bahwa bangsa Indonesia harus membangun kehidupan yang cerdas
dan sempurna dalam menggunakan akal budinya di berbagai aspek kehidupan. Di samping
itu, mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya berarti cerdas sumber daya
manusianya, melainkan seluruh aspek kehidupan bangsa baik menyangkut aspek
budaya, sistem, dan lingkungan dalam cakupan yang luas yang menggambarkan
kehidupan kebangsaan.
Pembelajaran mendalam menjadi fondasi utama untuk pengembangan kesadaran diri secara spiritual, sosial, bermakna, kontekstual, dan relevan dengan kehidupan, dan menggembirakan secara lahir batin.
LANDASAN PSIKOPEDAGOGIS
Landasan psikopedagogis merupakan
landasan yang memberikan dasar Kurikulum terkait proses manusia belajar dan
berkembang. Penggabungan teori psikologi perkembangan dan pedagogi dimaksudkan untuk
memastikan bahwa pengalaman belajar disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas
Peserta Didik. Untuk memperhatikan tingkat perkembangan dan kemajuan belajar
maka Peserta Didik ditempatkan sebagai pelaku aktif pembelajaran.
PENDEKATAN PEMBELAJARAN MENDALAM
Pendekatan pembelajaran mendalam
merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana
belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui
olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu.
Pendekatan ini mendorong Peserta Didik untuk belajar secara sadar dan penuh
perhatian, menikmati proses pembelajaran dengan antusias dan semangat serta
menemukan makna dan relevansi dari apa yang dipelajari terhadap kehidupan
mereka. Hal ini memungkinkan Peserta Didik untuk terlibat aktif, menghubungkan
pengetahuan baru dengan pengalaman sebelumnya, dan membangun pemahaman yang berdampak
jangka panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar